Kau menyiksaku disini
dalam rasa bersalah yang kini membunuhku secara perlahan
kau slalu menghindar dari, aku yang selalu mencoba ungkapkan semua,
lewat tatap mata ini
ternyata maafmu tak pernah pantas untukku
kau anggap aku tak ada dan kau tak pernah mengenal diriku
Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti, terkapar melawan sepi hatiku
Dan tak pernah bisa berhenti mencintaimu
Kau menghukum hati ini
hati yang dulu kau yakini takkan pernah kecewakanmu
Kau memutuskan tuk pergi
belum ku sempat memohon dan mengemis, agar kau tetap disini
Ternyata sedalam itu kau benci diriku
Kau anggapku tak terlihat
meski ku tepat di depan matamu . . . .
Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti terkapar melawan sepi hatiku
Dan tak pernah bisa berhenti mencintaimu
Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti terkapar melawan sepi . . hatiku
Dan tak pernah bisa berhenti . . . . ohhh
Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti terkapar melawan sepi hatiku
Dan tak pernah bisa berhenti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar